Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,
MENYAMBUT TAHUN BARU HIJRIYAH
Dalam menghadapi tahun baru Hijriyah atau bulan Muharram, sebagian kaum muslimin salah dalam menyikapinya...
Tidak ada amalan tertentu yang dikhususkan untuk menyambut tahun baru Hijriyah. Dan kadang amalan yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin dalam menyambut tahun baru Hijriyah adalah amalan yang tidak ada tuntunannya karena sama sekali tidak berdasarkan dalil atau jika ada dalil, dalilnya pun lemah...
AMALAN KELIRU DALAM MENYAMBUT AWAL TAHUN HIJRIYAH
AMALAN PERTAMA : Do’a Awal dan Akhir Tahun
Amalan seperti ini sebenarnya tidak ada tuntunannya sama sekali...
Amalan ini tidak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat, tabi’in dan ulama-ulama besar lainnya. Amalan ini juga tidak kita temui pada kitab-kitab hadits atau musnad. Bahkan amalan do’a ini hanyalah karangan para ahli ibadah yang tidak mengerti hadits.
.
AMALAN KEDUA : Puasa Awal dan Akhir Tahun
Sebagian orang ada yang mengkhususkan Puasa dalam di akhir bulan Dzulhijah dan awal tahun Hijriyah...
Inilah puasa yang dikenal dengan Puasa Awal dan Akhir Tahun.
Hadits yang menceritakan keutamaan Puasa Awal dan Akhir Tahun adalah hadits yang lemah yang tidak bisa dijadikan dalil dalam amalan. Sehingga tidak perlu mengkhususkan Puasa pada awal dan akhir tahun karena haditsnya jelas-jelas lemah.
.
AMALAN KETIGA : Memeriahkan Tahun Baru Hijriyah
Merayakan Tahun Baru Hijriyah dengan pesta kembang api, mengkhususkan dzikir jama’i, mengkhususkan shalat tasbih, mengkhususkan pengajian tertentu dalam rangka memperingati tahun baru hijriyah, menyalakan lilin, atau membuat pesta makan, jelas adalah sesuatu yang tidak ada tuntunannya...
Karena penyambutan Tahun Hijriyah semacam ini tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman, ‘Ali, para sahabat lainnya, para tabi’in dan para ulama sesudahnya.
.
.
Menyambut Tahun Baru Hijriyah bukanlah dengan memperingatinya dan memeriahkannya...
Namun yang harus kita ingat adalah dengan bertambahnya waktu, maka semakin dekat pula kematian. Sungguh hidup di dunia hanyalah sesaat dan semakin bertambahnya waktu kematian pun semakin dekat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا لِى وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Aku tidaklah mencintai dunia dan tidak pula mengharap-harap darinya. Adapun aku tinggal di dunia tidak lain seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu meninggalkannya...”
Hasan Al Bashri mengatakan,
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanya memiliki beberapa hari. Tatkala satu hari hilang, akan hilang pula sebagian darimu...”
Semoga Allah memberi kekuatan di tengah keterasingan...
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna...
.
.
Oleh : Muhammad Abduh Tuasikal, MSc. (rumaysho.com)
0 Komentar