GOLDEN ANNIVERSARY OF SMP NEGERI 95 JUNI 1974 SAMPAI DENGAN JUNI 2023 KENANGAN INDAH MUHAMMAD SOLEH (Mantan Guru Aljabar)


GOLDEN ANNIVERSARY OF SMP NEGERI 95
JUNI 1974 SAMPAI DENGAN JUNI 2023
KENANGAN INDAH MUHAMMAD SOLEH
(Mantan Guru Aljabar)

Prolog
10 Juni 2023 Di Hotel Mahaka Kelapa Gading,  akan berkumpul  sekitar 1500 manusia berwajah ceria, berkaos logo SMP NEGERI 95, meriah dengan canda tawa, melepas rindu berpuluh tahun terpisah. Mereka adalah alumni SMP Negeri 95 dari 50 angkatan, seirama dengan 50 tahun eksistensinya SMP Negeri 95 JAKARTA UTARA.  GOLDEN ANNIVERSARY OF SMP NEGERI 95.

EMBRIO YANG TUMBUH KEMBANG
Sebagaimana proses kelahiran manusia, yang dimulai dari embrio (al ‘alaq), tumbuh kembang sampai saatnya siap dilahirkan, demikian juga proses kelahiran sekolah ini.  Adalah seorang guru dari SMP Negeri 30 Jakarta Utara, Bapak Tumpal Frans Nainggolan, prihatin dengan kondisi sedikitnya Sekolah Negeri di Jakarta Utara. Baru tercatat 3 sekolah, yaitu SMP Negeri 30, SMP Negeri 53, SMP Negeri 84.    Ketiganya di wilayah Koja.  Ketimpangan terasa di wilayah Tanjung Priok.  Maka pada tahun 1969, patriotisme guru tadi  mencoba mencari lokasi untuk membuka SMP Negeri berfilial ke SMP Negeri 30.  Dapatlah sebuah bangunan kosong di jalan Tongkol Tanjung Priok.  Pendaftaran mulai dibuka bagi siswa putus sekolah yang hanya mencapai kelas 2.   Para siswa ini didaftarkan sebagai siswa kelas 3 SMP 30 berlokasi di Jl. Tongkol Tg Priok.  Gurunya adalah guru SMP 30 antara lain: Pak Silitonga, Ibu Chuzaimah, Pak Suprapto, dan Ibu Tuty Alamsyah (dari SMP lain), serta Pak Azis sebagai tenaga Administrasi.  Akhir tahun ajaran 1969, para siswa berhasil mendapatkan ijazah dari SMP 30. 

Tahun 1970, dengan pendekatan kemasyarakatan yang baik oleh Pak Nainggolan, seorang warga Kampung Bahari, Gg V  bersedia menyewakan rumahnya, untuk dimodifikasi menjadi sekolah. Maka Pak T.F. Nainggolan mengerahkan tenaga tukang untuk merehab rumah itu menjadi 3 kelas dan 1 ruang guru dan Kepala Sekolah. Pendaftaran dibuka untuk lulusan SD tahun itu sebagai kelas I dan pindahan dari sekolah lain untuk kelas II dan III.  Guru baru pun direkrut antara lain: Pak M. Soleh, Pak Chuliyudin, Ibu Ratina, Pak Sutarno, dan Pak Parulian Sianipar.  

Sekolah berjalan sangat damai, diperkampungan warga, khas suasana kampung ditingkah  suara-suara gemericik air selokan, suara burung dan ayam serta kambing.  Di warakas ini kami menghuni selama 3 tahun (1970/71-1972/73).  Untuk kegiatan Olah Raga, siswa dibawa ke stasiun Tg Priok yang tidak difungsikan lagi. Di peron itulah dibuat lapangan Bulu Tangkis dan Volley.  Juga digunakan untuk Latihan atletik lari disekeliling stasiun.  Qadarullah, terdapatlah seorang siswa yang luar biasa ketangkasannya bermain Badminton,  dan saat musim pertandingan OR antar sekolah, SMP 30 filial Warakas selalu menjadi juara 1.  Siswa itu bernama Amang.  OR berlari juga memunculkan prestasi juara 1 yang diperankan oleh Wati.  Semerbaklah nama SMP Negeri 30 Filial Warakas.  Kegiatan belajar di luar kelas diinisiasi oleh seorang Pengawas Sekolah, Pak Sisyadi, yang mengarahkan guru Biologi, Ibu Ratina Hanoum, ditemani Bapak M. Soleh untuk mengamati biota selokan di depan sekolah. Dengan bimbingan itu, siswa mulai belajar mengamati kehidupan biota air. Mulai dikenalkan bahan pengawet Formalin, dan mulai ada praktik pengawetan katak dengan formalin di wadah tertutup.   Kegiatan lanjutannya, pengawas tadi (Pak Sisyadi) bersama Kepala-Kepala Sekolah, mengkoordinir beberapa guru Biologi untuk penelitian biota laut dengan berkunjung ke Pulau Seribu.  SMP Negeri 30 Filial Warakas mulai berbaur dengan sekolah-sekolah se Jakarta Utara. 

Alhamdulillah, berkat perjuangan pak Nainggolan yang gigih dan supel, beliau melakukan  pendekatan ke Sudin dan Kanwil. Maka th 1973, Sudin Dikdas pimpinan pak Djupraeni (ayah Pak Chuliyudin dan Omay Chusmayadi), memberikan gedung yang rencananya untuk SD, dialihkah ke SMP Negeri 95. Dan di tahun itu pula Departemen memberikan nomor sekolah sebagai sekolah baru dengan nomenklatur SMP NEGERI 95. Dengan Riwayat ini, maka SMP Negeri 30 Filial telah mewariskan  3 lulusan berijazah SMP Negeri 30, yaitu Angkatan th 1970, 1971, 1972. Dan selanjutnya berijazah SMP Negeri 95.

Tahun 1973 kami menempati Gedung baru dengan 9 lokal kelas plus beberapa ruang penunjang (Ruang KS Bersama Ruang TU.  Ruang Lab Bersama Ekstra Kurikuler. Ruang Penjaga Sekolah dan Kantin). Sekolah diselenggarakan pagi dan siang hari sehingga terdapat 18 kelas.  Maka menjadilah sekolah SMP Negeri 95 sekolah mandiri yang siap menampung siswa dari  masyarakat sekitar Tg Priok, bahkan melintas ke wilayah Koja. Siswa SMP 95 banyak bertempat tinggal di area E (Ende dkk). Area G (Gorontalo dkk) serta area D (Dairi dkk daerah Sampur wilayah Koja). Kalisifikasi ekonomi masyarakatnya tergolong menengah. 

Mulailah SMP 95 berkiprah.  Setiap kegiatan rapat rapat Seksi Pendidikan kecamatan Tg Priok akan mengambil tempat di SMP 95.  Sejarah menoreh kebanggaan lagi, Ketika Walikota hendak meresmikan Gelanggang Remaja termasuk Auditorium, Kepala GOR mempercayakan SMP 95 untuk mengisi acara pertunjukan.  Maka tampillah SMP 95 mementaskan sebuah pantomin (Drama dengan Performance senyap dan diisi dengan suara dibelakang layar). Judulnya, “Perjuangan Kemerdekaan”.  Beberapa kali di kemudian hari, SMP 95 tampil dengan drama yang lain, antara lain: “Sketsa sebuah Stasiun”, Demikian juga Ruang Serba Guna Kepolisian di Jl Gorontalo, SMP 95 mengisi acara dengan drama “Kisah Heroik Nabi Ibrahim”.  Juga tampil senam Irama, yang memadukan gerak senam dengan irama musik yang indah,  Prestasi Olah Raga juga mencuat dengan kebanggaan di nomor Badminton, dan Volley Ball.  Prestasi Akademik diketahui pada akhir tahun ajaran.  Ternyata SMP 95 menduduki rangking kedua setelah SMP 30. Alhamdulillah. Keadaan ini dipertahankan sampai sekarang. Masukan siswa ke SMA 13 didominasi oleh 2 sekolah ini, yaitu SMP 30 dan SMP 95.

Pengembangan Sumber Daya Guru juga membanggakan.  Beberapa guru yang sejak awal di sekolah ini berstatus honorer, dengan perjuangan dan perhatian Kanwil, semua terangkat menjadi PNS. Beberapa guru Senior, dimotivasi untuk merintis sekolah baru. Tercatatlah, pembukaan sekolah-sekolah baru dengan induk semang SMP 95.    Antara lain: SMP 114 dengan inisiator / pimpinan Bpk Djoko Setiadi.  SMP 121 dengan inisiator /pimpinan Bpk A. Sutriadi. SMP 129 dengan inisiator / pimpinan Bpk JM Sianipar. SMP 282 dengan insiator /pimpinan Bpk M. Rusli.  Juga banyak guru yang diangkat sebagai Kepala Sekolah yang sudah bernomor.  Antara lain, Bpk Suwangat, Bpk Suprayogi, Bpk Fidel.  

Beberapa guru diminta oleh SMP 30 dan SMA 13 untuk mutasi mengajar di sekolah tersebut karena sekolah-sekolah tersebut melakukan pengembangan ruangan kelas.  Tercatatlah mutasi ke SMP 30, Ibu Ratina Hanoum, Ibu Happy Hutajulu, dan Bpk Sutarno, Tercatat mutasi ke SMA 13 adalah Bpk M. Soleh, Ibu Asmarni dan Ibu Dalilatun.  Semua mendapat SK Mutasi, kecuali Bpk M. Soleh. Mengapa?  Pak Nainggolan punya visi yang lebih jauh.  Pak Soleh dibantu utk  melanjutkan Pendidikan di IKIP Jakarta, sambil tetap mengajar di SMP 95 dan tetap juga mengajar di SMA 13.  Dalam pada itu terjadi inovasi pelajaran Ilmu pasti (Aljabar, Ilmu Ukur, dan Ilmu Hitung) menjadi Matematika Modern yang mengintegrasikan cabang ilmu pasti (Aljabar, Ilmu Ukur Bidang, Ilmu Ukur Ruang, Ilmu Ukur Analitik dan Trigonometri) menjadi satu pelajaran Matematika modern sejalan dengan trend Internasional yang berorientasi pada Logika dan Himpunan, artinya cabang-cabang ilmu tadi harus disandarkan pada Logika dan Himpunan.   Pak Nainggolan membaca situasi ini, maka M. Soleh dikirim ke penataran Matematika Baru di Hotel Sangga Buana Cipanas.  Qadarullah, perkembangan profesional M. Soleh melejit menjadi Instruktur Matematika Modern tingkat DKI, membumbung lagi menjadi Instruktur Pemantapan Kerja Guru tingkat Nasional, kemudian dimutasi menjadi Pengawas Sekolah DKI dan diizinkan bekerja di Departemen, sebagai Pembina dan Leader Olimpiade Matematik Internasional, yang membina dan membawa siswa-siswa cerdas matematika ke ajang olimpiade Internasional di berbagai Negara. Atas prestasi siswa siswa cerdas ini di ajang Internasional, kami mendapat penghargaan SATYA LANCANA WIRA KARYA dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Kembali ke kisah SMP 95.  Saya berakhir menjadi guru SMP 95 tahun 1996, karena dimutasikan menjadi Pengawas Sekolah. Cerita dari Th 1980 sampai saat ini tidak banyak saya ketahui.  Tetapi, Ma Syaa Allah, Qadarullah. Th 2009,  saya dipertemukan dengan seorang alumni SMP 95 angkatan 1977, yang bekerja di RS Pelabuhan, ketika saya akan berobat. Cerita berkelanjutan, bahwa teman-temannya telah membentuk Grup WA. Maka saya didaftarkan menjadi anggota grup, Dan jika ada kegiatan reuni, saya dilibatkan, sampai ikut menginap. Berkembang lebih lanjut tersambung  dengan alumni SMP 95 angkatan 1976, Berkembang lagi bertemu dengan alumni SMP 95 angkatan 1975.  Demikian juga bertemu dengan alumni SMA 13 angkatan 1979 dan Alumni SMA 13 angkatan 1981.  
Alhamdulillah, wa Syukurillah. Ya Rabbi, Engkau telah menganugerahkan nikmat yang luar biasa kepada saya, yang titik tolaknya berada di SMP Negeri 95 Jakarta. 
SEMBILAN LIMA
Ada Sembilan, ada lima
Kita kenalan, cukup lama
Ada Guru ada alumni
Cintaku yang dulu, bersemi kembali. 
Tepuk tangan yang gemuruh
Tanda cinta kita tiada luruh
===Barakallahu fii umrik. love you SMP 95===

Posting Komentar

0 Komentar